Soko Berita

Belajar Sejarah Idul Adha serta Dampaknya bagi Ekonomi Masyarakat

Belajar sejarah untuk meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim, lewat kurban Idul Adha yang penuh makna spiritual dan berdampak pada ekonomi masyarakat secara luas.

By Insani Miftahul Janah  | Sokoguru.Id
05 Mei 2025
<p>Ilustrasi domba sebagai hewan kurban idul adha. Sejarah peristiwa idul adha dan dampaknya pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Foto: unsplash/arrashid8</p>

Ilustrasi domba sebagai hewan kurban idul adha. Sejarah peristiwa idul adha dan dampaknya pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Foto: unsplash/arrashid8

SOKOGURU - Hari Idul Adha merupakan satu di antara hari raya dalam Islam yang diperingati setiap tanggal 10 Zulhijjah. 

Lebih dari sekadar penyembelihan hewan kurban, Idul Adha sarat akan nilai spiritual, sejarah keimanan, serta berdampak besar pada sisi sosial dan ekonomi masyarakat.

Kisah Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail

Peristiwa Idul Adha merujuk pada kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan Allah untuk menyembelih putranya, Ismail AS.

Keduanya menunjukkan keikhlasan dan ketaatan luar biasa atas perintah Allah. Sebelum, penyembelihan terjadi, Allah mengganti Ismail dengan domba. 

Peristiwa inilah yang menjadi dasar pelaksanaan kurban setiap Idul Adha sebagai teladan keikhlasan, pengorbanan, dan ketaatan penuh kepada Tuhan.

Makna Spiritualitas Kurban dalam Kehidupan

Ibadah kurban bukan soal menyembelih hewan saja, tetapi melatih keikhlasan melepas sesuatu yang dicintai, demi kebaikan yang lebih besar. 

Ini adalah ujian spiritual agar umat Islam meniru ketulusan hati Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah, walaupun terasa berat.

Kurban dalam Konteks Sosial Masyarakat

Salah satu hikmah terbesar kurban adalah membantu sesama, terutama kaum dhuafa. 

Melalui distribusi daging kurban, masyarakat prasejahtera yang jarang menikmati daging segar, bisa merasakannya setahun sekali. 

Inilah wujud nyata dari keadilan sosial dalam Islam yang mengalir dari ibadah ritual ke aspek kemanusiaan.

Dampak Kurban Menggerakkan Perekonomian

Di balik ibadah kurban, terdapat aktivitas ekonomi yang melibatkan banyak pelaku:


1. Peternak Lokal

Permintaan hewan kurban yang melonjak di bulan Zulhijjah memberikan pemasukan besar bagi para peternak. 

Menurut Kementerian Pertanian, pada Idul Adha 2023 tercatat lebih dari 1,8 juta ekor hewan kurban disiapkan, mayoritas dari peternakan kecil dan menengah di daerah.

2. UMKM & Jasa Transportasi

Distribusi hewan dan daging kurban memicu tumbuhnya jasa logistik, pengemasan, hingga pengolahan makanan. 

UMKM seperti produsen kornet, rendang, abon, dan sosis daging berbasis kurban makin aktif setelah hari raya.
3. Pasar Ternak & Konsumsi Lokal

Idul Adha juga mendorong perputaran uang dari masyarakat kota ke desa-desa, tempat peternak lokal beroperasi. Ini menciptakan efek domino ekonomi yang berkelanjutan.

Era Digitalisasi Mendorong Pemerataan Kurban
Banyak lembaga kini menyediakan layanan kurban digital melalui website atau aplikasi seperti:
-    Baznas
-    Dompet Dhuafa
-    Rumah Zakat


Digitalisasi membuat kurban lebih inklusif, efisien, dan menjangkau daerah terpencil. 

Transparansi distribusi juga turut meningkatkan kepercayaan publik dan dampak sosialnya, karena ada pelaporan real-time. 

Kurban sebagai Investasi Sosial

Kurban bukan sekadar amal musiman, tapi juga investasi sosial jangka panjang. 

Pemerataan konsumsi gizi, perputaran ekonomi desa, pemberdayaan UMKM, dan peningkatan daya beli di sektor peternakan adalah dampak nyata yang terus berkembang setiap tahun.

Sejarah Idul Adha mengajarkan bahwa pengorbanan adalah kunci keikhlasan, dan keikhlasan adalah jalan menuju manfaat luas. 

Ketika umat Islam menjalankan kurban dengan niat tulus, dampaknya tidak hanya terasa secara spiritual, tapi juga membangun ekonomi masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. (*)


Sumber: Kementerian Agama RIKementerian Pertanian RIBaznasDompet DhuafaRumah Zakat